Minggu, 09 November 2014

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Tanda Baca

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ada beberapa tanda baca yang terdapat pada EYD yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Tanda baca yang terdapat dalam EYD
1.      Tanda Titik (.)
·         Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pernyataan atau seruan.
Misalnya : Biarlah mereka duduk di sana.

·         Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya : Siregar,Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Pustaka.

·         Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya: Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

2.      Tanda Koma (,)
·         Tanda koma dipakai di antara unsur unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya: Surat biasa, surat kilat, ataupun surat kilat khusus memerlukan prangko.

·         Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya: Kalau ada undangan, saya akan datang.

·         Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya: Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, U
ersitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
·         Tanda koma dipakai di antara bagian bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. Misalnya: Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
·         Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya: 12,5 m

3.      Tanda Titik Koma (;)

·         Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
Misalnya: Hari sudah malam; anak anak masih membaca buku buku yang baru dibeli ayahnya.

·         Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya: 
a.
Ketua
 :
Ahmad Wijaya
Sekretaris
 :
Siti Aryani
Bendahara
 :
Aulia Arimbi




·         Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya: Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
                 Surah Yasin: 9

4.      Tanda Titik Dua (:)
·         Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya: Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
·         Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai jurusan ekonomi umum dan jurusan ekonomi perusahaan.
·         Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua                           : Ahmad Wijaya
Sekretaris                  : S. Handayani
Bendahara                 : B. Hartawan
Tempat Sidang         : Ruang 104
Pengantar Acara     : Bambang S.


5.      Tanda Hubung (-)
·         Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya: Di samping cara-cara lama itu ada juga cara yang baru
·         Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: anak-anak
, berulang-ulang
·         Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya: p-a-n-i-t-i-a, 8-4-1973

6.      Tanda Pisah (–)
·         Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu–saya yakin akan tercapai–diperjuangkan oleh bangas itu sendiri.
·         Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai’.
Misalnya: 1910–1945
, Tanggal 5–10 April 1970, Jakarta–Bandung

7.      Tanda Seru (!)
·         Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu!

8.      Tanda Kurung ((…))
·         Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
·         Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya: Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.

Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
·          Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).

Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.

9.      Tanda Kurung Siku ([…])

·         Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
·          Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35–38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.

10.  Tanda Petik (“…”)
·         Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya: “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
·         Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya: Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di 

11.  Tanda Petik Tunggal (‘…’)
·         Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.
Misalnya: Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, ’Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Bapak Hamdan.
·         Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing. 
Misalnya: feed-back ‘balikan’

12.  Tanda Garis Miring (/)
·         Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
Misalnya: No. 7/PK/1973
               Jalan Kramat II/10
               tahun anggaran 1985/1986
·         Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Misalnya: mahasiswa/mahasiswi
                harganya Rp150,00/lembar

13.  Tanda Penyingkat atau Apostrof  (‘)
·         Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya: Ali ’kan kusurati. (‘kan = akan)
               Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
               1 Januari ’88 (’88 = 1988)





Minggu, 12 Oktober 2014

Ragam Bahasa


Arti Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik , yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Bahasa adalah sistem lambing bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.
Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh angota suatu masyarakat bahasa untuk berkominikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.
Bahasa menurut Ensiklopedi NasionalIndonesia adalah suatu sistemm tanda bunyi yang secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sitem tersebut mencakup unsur-unsur berikut.
  1. Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya.
  2. Sistem lambang tersebut bersifat konvesional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan.
  3. Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter (kesepakatan) digunakan secara berulang dan tetap.
  4. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif. Artinya, dengan sistem yang sederhana dan jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilakan jumla kata, frasa, klausa, kalimat, paragraph, dab wacana yang tidak terbatas jumlahnya.
  5. Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang lain.
  6. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal.
Semua bahasa sama rumitnya. Hal ini merupakan bagian dari kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang memakai bahasa itu. Oleh karena itu, semua bahasa sama baiknya dengan bahasa yang lain dan tidak ada yang secara intrinsik lebih baik atau lebih buruk dari bahasa yang lain.

Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum
                  Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.


Fungsi Bahasa Indonesia Secara Khusus
       1. Bahasa Nasional
Tanggal 28 Oktober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda” lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakannya bahasa indonesia dalam bulir-bilir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya sebagai berikut :
“Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.”
b. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.
c. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya saja Buku, Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.
d. Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.

      2. Bahasa Negara
Bahasa Negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi Negara baik secara lisan maupun tulisan. Posisi bahasa Negara ini dapat dilihat pemakaiannya dalam pemerintahan secara resmi. Penulisan surat kelakuan baik, pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) adalah bukti tertulis bahasa Negara dalam pidato resmi Presiden RI di hadapan Sidang DPR/MPR dan pidato kenegaraan lainnya adalah contoh bukti bahasa Negara secara lisan. Dalam aktifitas kenegaraan, bahasa Negara mempunyai empat fungsi, yaitu:
1)  bahasa resmi kenegaraan
2)  bahasa pengantar resmi di sekolah dan universitas,
3) bahas resmi tingkat nasional dalam kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Indonesia,
4) bahasa resmi kebudayaan dalam pengembangan kebudayaan, ilmu, teknologi dan komunikasi di Indonesia.
Bahasa resmi Negara ini dikukuhkan dalam UUD 1945, pasal 36 bab XV sehingga telah memainkan perannya dalam kehidupan bernegara.

Tujuan dan Manfaat Kemahiran Bahasa
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, maka tujuannya untuk memeberikan dasar-dasar kepada pembaca untuk memperoleh kemahiran berbahasa, baik dalam penggunaan bahasa secara lisan maupun tulisan agar mereka yang mendengar atau diajak berbicara dengan mudah memahami apa yang dimaksudkan. Bahasa yang harus digunakan adalah bahasa yang paling umum dipakai dan tidak menyalahi norma-norma umum yang berlaku.

Ragam Bahasa
Pengertian kata ragam secara umum dalam bahasa Indonesia adalah tingkah, jenis, langgam, corak dan laras. Ragam bahasa diartikan sebagai variasai bahasa menurut pemakaian yang dibedakan menurut topik pembicaraan, sikap penutur, dan media atau sarana yang digunakan. Pengertian ragam bahasa ini memperhatikan situasi yang dihadapi, masalah yang hendak disampaikan, latar belakang pendengar dan pembaca yang dituju, dan media atau sarana yang hendak digunakan.

Dasar-dasar Ragam Bahasa
Pada ragam bahasa yang paling pokok adalah seseorang itu menguasai atau mengetahui kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa. Kerena kaidah bahasa dianggap sudah diketahui, uraian dasar-dasar ragam bahasa itu diamati melalui skala perbandingan bagian persamaan bagian perbedaan. Dasar-dasar ragam bahasa yang akan diperbandingkan itu didasarkan atas sarana ragam bahasa lisan dan ragam tulisan.

Jenis- jenis Ragam Bahasa
A. Ragam Bahasa Berdasarkan Tempat
1. Ragam Dialek
Ragam dialek adalah ragam bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa daerah si pembicara atau ragam bahasa daerah yang ditandai oleh daerah atau kota.

B. Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana
1. Ragam Lisan
Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan dengan sarana lisan yang ditandai oleh pengulangan intonasi, spontanitas sehingga criteria kejelasan ketepatan dan kelugasan terpenuhi oleh si penutur.
2. Ragam Tulisan
Ragam tulisan adalah variasi bahasa yang digunakan melalui sarana tulisan dan dapat diperkuat atau didukung oleh sarana visual untuk mencapai sasaran.

C. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
a. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas.
Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
b. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

D. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
1. Ragam Baku
Ragam baku adalah ragam bahasa yang dipakai dalam forum resmi. Ragam ini bisa juga disebut ragam resmi.
2. Ragam Tidak Baku
Ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang menyalahi kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa baku.

E. Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang
1. Ragam Ilmu dan Teknologi
Ragam ilmu dan teknologi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam bidang keilmuan dan teknologi.
2. Ragam Sastra
Ragam satra adalah ragam bahasa yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan estetis dengan cara penggunaan pilih jata secara cermat dengan gramatikal dan stilistil tertentu.
3. Ragam Niaga
Ragam niaga adalah ragam bahasa yang digunakan untuk menarik pihak konsumen agar dapat melakuakan tindak lanjut dalam kerjasama untuk mencari suatu keuntungan finansial.

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Penggunaa bahasa yang baik adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Hal ini biasa berhubungan dengan nilai rasa. Seseorang mungkin saja menguasai bahasa lisan secara fasih, namun sulit menguasai bahasa tulisan dengan baik karena berbeda ragamnya. Adapun bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang ada. Bahasa yang benar harus menggunakan tata bahasa, sistem ejaan, artikulasi, dan kalimat yang sesuai dengan aturan bahasa.


Senin, 07 Juli 2014

Pendidikan

Pendidikan karakter dalam sebuah keluarga

Keluarga adalah sebagai pondasi dalam pendidikan. Melalui keluarga semua aktivitas individu dapat terbentuk. Peran anak dan orang tua dalam keluarga akan menentukan bagaimana kondisi keluarga tersebut membentuk suatu karakter. Karakter adalah suatu perilaku yang terbentuk melalui proses pembiasaan yang terbina dan lahir dari kekuatan individu untuk menjalankannya. Karakter akan menjadi dasar individu untuk memiliki nilai-nilai sebagai bagian dari pribadinya. Melalui proses pembiasaan yang telah dibangun, maka karakter akan menjadi dasar pendidikan dalam keluarga sebelum individu tersebut berinteraksi di lingkungannya.

Konsep pendidikan ideal dalam keluarga semestinya mulai terbangun saat individu yang diikat dalam pernikahan mampu menjalin suatu komitmen yang baik. Seorang wanita dengan perannya yang baru sebagai istri dan laki-laki sebagai suami mulai membangun komitmen dalam menentukan arah keluarga yang akan dibentuknya. Hadirnya seorang anak akan melengkapi konsep pendidikan yang mesti dibangun mereka sebagai orangtua. Idealnya baik orangtua maupun anak kelak dapat membangun interaksi dan komunikasi yang baik dalam keluarga tersebut. Tidak jelasnya arah pendidikan dalam keluarga terjadi saat pendidikan karakter tidak dapat dipersiapkan dengan baik. Biasanya ketidakjelasan ini mulai dirasakan manakala perjalanan waktu yang dilewati setelah anak mulai tumbuh dan berkembang usianya. Orangtua mulai menyadari betapa pentingnya tanggung jawab membentuk pembiasaan sedini mungkin dalam mempersiapkan tumbuh kembangnya seorang anak.

Pengaruh-pengaruh dari lingkunganpun kini cukup dominan. Lingkungan yang baik tentu akan membantu pengaruh yang baik pula. Sementara sebaliknyalingkungan yang kurang baik atau kurang mendukung, ini yang mesti diwaspadai. Demikian halnya perkembangan media teknologi dan komunikasi turut andil dalam membentuk karakter seseorang. Orangtua dan anak jika tidak dapat memfilter dengan bijak apa yang ditemukan dari lingkungan, maka pergeseran nilai-nilai itu tidak dapat dihindari atau tidak disadari.
Membangun karakter keluarga yang ideal tentu akan menjadi cita-cita semua orang. Hanya bagaimana cita-cita itu terwujud akan kembali kepada peran orangtua itu sendiri. Karakter ideal dalam suatu keluarga bukanlah hanya sebaatas memiliki aturan-aturan atau pembiasaan yang telah dibentuk dan disepakati. Tetapi lebih dari itu bagaimana keluarga itu mampu menjankannya dengan lebih intensif, tanpa keterpaksaan dan dengan penuh kesadaran bahwa hal itu adalah suatu nilai yang dibutuhkan. Jika semua bisa merasakan bahwa apa yang dilakukan itu memiliki nilai dan dibutuhkan, maka tidak akan ada beban dalam menjalankannya.

karakter pada anak yang tentu banyak diharapkan oleh orang tua antara lain memiliki anak yang taat, sholeh, sehat dan cerdas. Mengarah pada sifat yang taat akan mudah jika diawali dengan bagaimana orangtua memberikan contoh yang baik dan konsisten menjalankannya. Dengan sendirinya anak akan menirukan apa yang dilakukan oleh orantua. Sementara karakter sholeh akan terbentuk melalui peran orangtua dalam menanamkan pondasi agama dan mengamalkannya di dalam keluarga tersebut. Peran pendidikan agama di sekolah juga akan membantu melengkapi kekuatan seorang anak memiliki nilai kesholehan.

Nilai-nilai yang terbangun atau terbentuk dalam suatu keluarga akan lebih baik jika dibangun melalui dasar kembali pada pondasi agama. Karena pondasi agama dapat menjadikan pembentukan nilai-nilai yang sangat diperlukan dalam membangun karakter individu-individu yang baik. Jika karakter individu baik telah tertanam maka dengan sendirinya karakter dalam keluarga dapat dengan mudah diwujudkan. Proses membangun pendidikan karakter akan berhasil dengan baik jika individu-individu itu baik orangtua maupun anak telah memiliki kesadaran untuk menjalankan nilai-nilai pondasi agama yang telah dimiliknya.

Guna mendukung tanggung jawab tersebut, diperlukan adanya komunikasi dan interaksi yang baik. Ini mutlak diperlukan karena pendidikan karakter dalam keluarga tidak dapat terwujud atau sulit diwujudkan jika komunikasi dan interaksi tidak terbangun. Melalui komunikasi dan interaksi yang baik antara orangtua dan anak inilah yang kelak akan mengarahkan pada keberhasilan pendidikan karakter dalam keluarga. Keberhasilan pendidikan karakter dalam keluarga dengan sendirinya akan membentuk suatu keluarga yang ideal, seperti yang diharapkan oleh banyak keluarga saat ini. Semoga kita bisa mewujudkannya.


Pariwisata

Tempat Pariwisata di Papua

Bicara tentang tempat wisata di papua, maka akan langsung membayangkan keindahan dan panorama alam yang ada disana. Papua sebagai pulau yang berada palng timur Indonesia menyimpan banyak sekali keindahan, eksotisme alam yang kita tidak pernah temui ditempat lain. Belakangan ini pemerintah sedeng gencar-gencarnya mempromosikan objek0objek wisata yang ada di Papua.
Di Papua banyak sekali tempat pariwisata yang dapat kita kunjungi, contohnya :

Raja Ampat
Tempat ini menjadi sangat terkenal akhir-akhir ini, tempat wisata ini menjadi salah satu tempat wisata yang diunggulkan oleh pemerintah setempat. Raja ampat merupakan kepulauan yang berlokasi di bagian barat Irian Jaya. Kawasan ini sudah diakui dunia sebagai surganya terumbu karang. Dengan berbagai terumbu karang yang menghiasi alam bawah lautnya, raja ampat menjadi salah satu tempat diving terbaik di dunia. Tidak kurang dari 75% dari spesies terumbu karang yang ada di dunia dapat anda temukan di Raja Ampat. Banyaknya wisatawan dari dalam maupun luar negeri yang ingin menyelam di sini, sehingga pengelola setempat telah menentukan jadwal penyelaman dan daftar antrian wisatawan. Meskipun harus menunggu, kita akan terpuaskan dengan eksotisme keindahan alam yang ditawarkan.

Danau Paniai

Danau ini telah diakui oleh 157 negara sebagai danau terindah di Dunia. Hal tersebut disepakati pada konferensi danau sedunia pada tahun 2007. Danau yang berlokasi di kabupaten paniai ini terkenal memiliki panorama alam yang luar biasa. Selain dari itu kealamian dan kelestarianya masih sangat terjaga. Air danau yang nampak biru lengkap dengan pemandangan dan suasana sekitar yang asri, menjadikan banyak orang ingin berkunjung ke danau ini. Berbagai ikan air tawar hidup di danau ini sehingga menjadikan danau ini sebagai spot memancing terbaik di papua.

Festival Budaya
           
Selain terkenal akan keindahan alamnya, Papua juga terkenal akan kebudayaannya yang unik. Hal ini yang kemudian dimanfaatkan dan dikembangkan oleh pemerintah sekitar untuk menarik wisatawan datang ke Papua. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan berbagai festival kebudayaan di Papua. Contoh festival budaya di Papua yang diadakan stiap tahunnya

Festival Asmat

Festival ini selalu diadakan pada awal bulan oktober. Festival ini merupakan salah satu pesta budaya yang dirancang untuk memperkenalkan kebudayaan asmat. Pada event ini, berbagai karya seni dan kebudayaan asmat dipamerkan. Pada akhir acara, biasanya akan dilakukan pelelangan terhadap karya seni terbaik yang ada di festival ini.

Festival Maritim Raja Ampat


Festival ini merupakan salah satu festival bahari yang diadakan di raja Ampat. Pada festival ini biasanya diadakan berbagai lomba seperti lomba fotografi, perahu dayung, voli pantai, dan berbagai kegiatan perlombaan lainnya. Di festival ini kita juga dapat mencicipi berbagai kuliner khas Papua seperti papeda, ulat sagu, dan berbagai makanan seafood.

Sabtu, 05 Juli 2014

Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara selama satu tahun.
KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

1.      PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan

2.      PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
RUMUS :
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

3.      NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
RUMUS :
NNP = GNP – Penyusutan

4.      NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
RUMUS :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung

5.      PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
RUMUS :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )

6.    DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
RUMUS :
DI = PI – Pajak langsung

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga metode pendekatan, yaitu:




1. Metode Pendekatan pendapatan 
dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) ayng diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan .

Y = R + W + I + P

R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba

2. Metode Pendekatan produksi : dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang 
industriagrarisekstraktifjasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa danbarang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Y = Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n

P = harga
Q = kuantitas

3. Metode Pendekatan Pengeluaran : dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor 
 Y = C + I + G + (X-M)

C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor

Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional

a.       Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuransuatu Negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk. Angka tersebutdikenal sebagai angka PDB per kapita. Biasanya makin tinggi angka PDB perkapita,kemakmuran rakyat di anggap makin tinggi. Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) jugamenggunakan angka PDB perkapita untuk menyusun kategori tingkat kemakmuransuatu Negara.
b.       b. Perhitungan PDB maupun PDB perkapita juga dapat digunakan untuk menganalisistingkat kesejahteraan social suatu masyarakat. Umumnya ukuran tingkat kesejahteraanyang di pakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak di perhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDBhanya menghitung output yang di anggap memenuhi kebutuhan fisik atau materi yangdapat di ukur dengan nilai uang.
c.       Angka PDB perkapita dapat mencerminkan tingkat produktivitas suatu Negara. Untukmemperoleh perbandingan prokditivitas antar Negara, ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan jumlah dan komposisi penduduk, jumlah dan struktur kesempatan kerja, dan faktor-faktor non ekonomi

Kendala yang Mempengaruhi pendapatan Negara

1.      Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

2.      Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

3.      Investasi, 
Investasi atau secara lebih spesifik investasi domestik swasta bruto, adalah belanja pada barang kapital baru dan tambahan untuk persediaan.
Contohnya : bangunan dan mesin baru yang dibeli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. 
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.

Sumber :
            yuskos.files.wordpress.com/2008/03/pendapatan-nasional.doc