Rabu, 23 Oktober 2013

Kerjasama Tim, Kunci Keberhasilan Sebuah Perusahaan


      Sebuah organisasi, misalnya sebuah perusahaan, harus memiliki satu visi dan misi untuk menyatukan gerak langkah anggotanya dalam mencapai tujuan. Seluruh anggota atau karyawan perusahaan harus memiliki misi yang sama sehingga akan terjadi kesamaan gerak menuju tercapainya misi dan terjalinnya kerjasama tim yang kua­t antar karyawan. 
 Kadang kala, terjadi ketidaksamaan misi antara perusahaan dengan karyawan. Perusahaan memiliki misi mengejar keuntungan sebesar-besarnya, sedangkan karyawan mempunyai misi mencari gaji, jabatan, dan penghargaan setinggi-tingginya. Kondisi ini akan membuat perusahaan hancur dengan sendirinya. Untuk menghindari hal tersebut, masing-masing harus menyadari tujuan perusahaan. Bila kesamaan tujuan telah dicanang­kan maka semua langkah akan seiring dan sejalan.
 Kerja sama tim juga diperlukan MEDIKA untuk menyatukan gerak dan langkah perusaha­an. Seluruh komponen yang ada beberapa waktu lalu bertemu di kediaman Dr. Kartono Mohamad. Pertemuan ini sebenarnya merupakan pertemuan lanjutan yang telah diadakan Desember lalu. Dalam pertemuan tersebut, semua bersepakat bahwa MEDIKA harus menjadi Jurnal Kedokteran yang terkemuka dan memiliki kemadirian dalam bidang dana. Dengan demikian, Jurnal Kedokteran ini dapat menjadi majalah profe­si yang kuat. 
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerja sama tim yang solid. Semua lini yang ada di MEDIKA seperti Redaksi, Pemasaran, Sirkulasi, Keuangan, dan Umum harus saling bahu membahu dalam mencapai tujuan tersebut. Tim yang solid akan menciptakan suasana yang kondusif bagi anggota-anggotanya. Kegairahan masing-masing anggota tim dalam menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya akan memperce­pat penyelesaian tugas tersebut dengan kualitas maksimal. 
Intinya, sebuah tim bukan seberapa banyak anggota yang dimiliki, namun sejauh mana tingkat keterikatan di antara anggota untuk membangun kekuatan baru. Satu alat penting untuk meningkatkan kualitas keterikatan anggota tim adalah dengan komunikasi. Komunikasi merupakan urat nadi yang menyalurkan aspirasi masing-masing anggota dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan. Dengan komunikasi yang intens, semua hambatan, tantangan,  kesulitan, dan masalah dapat diselesaikan sehingga keberhasilan akan tercapai.


 

Implikasi Manajerial


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya

yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
 

Link :  http://nashchanarsyad.blogspot.com/2013/05/implikasi-manajerial.html

 

Implikasi manajerial dalam hal pembentukan kelompok sangat terlihat pada pembentukan team work pada suatu perusahaan. Perusahaan dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan proses operasional usaha mereka melalui team work. Pemimpin perusahaan juga dapat lebih mudah dalam mengontrol tenaga kerja mereka sehingga dapat memberikan apresiasi sesuai dengan hasil pencapaian baik secara umum melalui team work maupun secara khusus melalui anggota-anggotanya.

            Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencpai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.

Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.

 Tahap-tahap Pembentukan Kelompok 

 Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.

  • Tahap 1 – Forming

Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
  • Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini. 
  • Tahap 3 – Norming

Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok. 
  • Tahap 4 – Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
  •  Tahap 5 – Adjourning dan Transforming

Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
 

Link:  http://hebertcia.wordpress.com/2013/10/22/implikasi-manejerial-teamwork-pada-perusahaan/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar